Saya pernah menulis di blog saya beberapa tahun yg lalu mengenai penulisan CV, coba saya share disini (copy paste) tulisan saya tsb siapa tahu bermanfaat.
Note: tulisan ini adalah berdasarkan penglaman pribadi, bisa jadi tidak sesuai dengan semua orang, atau ada isinya yg sudah tidak relevan lagi di tahun ini mengingat kemajuan teknologi terlalu pesat. Judul tulisan: "KESALAHAN2 DALAM MEMBUAT CV". Selamat menikmati tulisan berikut.
Salam,
Berlian
Dubai
 
 
Kesalahan2 dalam membuat CV
 
Saya ingin berbagi info kepada teman2 semua berkenaan dengan Curriculum Vitae (CV) berdasarkan pengalaman saya selama ini yg telah menekuni profesi saya dari satu perusahaan ke perusahaan lain baik dalam maupun luar negeri.
 
CV merupakan alat utama untuk memperkenalkan diri kita dalam dunia pekerjaan, mengenalkan dan mempromosikan pengetahuan dan skill kita terhadap bidang pekerjaan tertentu sehingga pihak perekrut bisa memutuskan bahwa kwalifikasi seperti yg kita miliki itulah yg dibutuhkan oleh mereka.
 
Kalau suatu produk ingin dipasarkan maka cara yg paling ampuh supaya orang mengenal dan memakainya adalah dengan jalan promosi yg berkesinambungan. Tentunya dengan cara menampilkan kelebihan2 yg dimiliki oleh produk tsb, pengalaman orang2 yg sukses memakainya, kwalitasnya, dll. Dan tidak akan pernah ditonjolkan kelemahan2 produk tsb dalam melakukan promosi.
 
Manusia bisa juga diibaratkan sebagai produk dimana produk tsb berupa jasa yaitu kwalifikasi yg dimiliki. Oleh karena itulah sangat perlu kiranya CV dibuat menarik sebagai layaknya orang yg mempromosikan produk. Biarpun kita pintar, banyak pengetahuan dan skill, kalau kita tidak mampu menuangkannya dalam CV yg menarik yg dapat memikat si perekrut / pemakai, maka sia2 lah kwalifikasi yg kita miliki.
 
Masih banyak orang yg berpendapat bahwa CV cuma sekedar formality untuk merekrut karyawan, kalau punya koneksi semuanya beres. Jadi tidak perlulah CV dibuat se serius amat sampai menghabiskan waktu. Cukuplah dicantumkan bio data, pendidikan dari SD sampai pendidikan terakhir, dan pengalaman perusahaan sebelumnya dengan seadanya. Saya teringat waktu baru tamat kuliah dulu kalau mau melamar kerja beli formulir daftar riwayat hidup yg banyak dijual di toko alat tulis jadi tinggal di isi dan selesai. Dalam zaman yg mengglobal ini pemikiran seperti ini sudah tidak bisa diandalkan lagi, karena zaman global adalah zaman kompetisi. Dan salah satu usaha memenangkan kompetisi adalah dengan cara promosi diri melalui CV yg menarik.
 
Perlu kita sadari bahwa pihak perekrut adalah juga manusia seperti kita yg tidak luput dari faktor2 kejiwaan/psikologi. Pada dasarnya pihak perekrut tentulah menginginkan orang yg memiliki kwalifikasi yg sesuai dengan bidang yg ditawarkan, sama halnya kalau kita ingin membeli suatu produk tentulah menginginkan produk yg sesuai / cocok dengan kebutuhan kita. Oleh karena itu dalam membuat CV kita perlu juga berpikir sebagai pihak yg merekrut supaya bisa memuat informasi sebagaimana yg diperlukan oleh siperekrut dan tentunya tidak membuat kesal si perekrut dengan informasi yg minim dan mengambang.
 
Berikut ini adalah kesalahan2 yg tanpa kita sadari sering dijumpai dalam membuat CV:
 
1.     CV kurang memuat kwalifikasi2 pekerjaan yg dibutuhkan sehingga pihak perekrut berkesimpulan bahwa kwalifikasi kita masih kurang dengan bidang pekerjaan yg ditawarkan. Misalnya posisi yg ditawarkan adalah design engineer maka si pihak perekrut akan berharap menemui informasi di CV mengenai kwalifikasi2 kerja seperti kemampuan membuat spesifikasi material, kemampuan melakukan perhitungan2 kapasitas peralatan, kemampuan mendesign sistim, dll.
 
2.      CV memuat kwalifikasi2 pekerjaan yg tidak berhubungan dengan posisi yg dilamar, misalnya kwalifikasi yg dibutuhkan adalah design engineer, tetapi CV banyak bercerita mengenai progress, maintenance, ISO-9000, SHE, dll, sehingga pihak perekrut berkesimpulan bahwa CV tidak sesuai kwalifikasi yg dibutuhkan.
 
3.     CV dibuat begitu comprehensive dan sangat mendetail sampai berlembar2 seperti orang membuat skripsi sehingga pihak perekrut jadi malas membacanya (mendingan baca cerpen atau majalah). Ukuran CV yg ideal biasanya berkisar antara 3 atau 5 halaman saja. Intinya dengan jumlah halaman yg sedikit bisa memuat kwalifikasi2 yg dibutuhkan secara efektif, minimal pihak perekrut bisa menangkap kwalifikasi yg tepat. Informasi lebih detail bisa ditanyakan oleh perekrut saat interview bila dipandang perlu untuk klarifikasi. Untuk mengurangi ukuran, informasi2 yg tidak begitu penting tidak usah dicantumkan misalnya status perkawinan “married with two children, one son and one daughter” emangnya siperekrut disuruh ngurusin anak2 he..he.., kemudian jenis kelamin juga gak perlu dicantumkan lagi karena CV dianjurkan pakai attachment foto. Berat dan tinggi badan juga tidak perlu, emangnya mau periksa kesehatan, sekolah dari SD sampai SMA dihilangkan saja cukup pendidikan terakhir saja, dll informasi2 yg tidak begitu perlu bisa dihilangkan untuk menyederhanakan CV. Untuk mempermudah si perekrut menangkap informasi keseluruhan, sebaiknya dibuat rangkuman dari kwalifikasi/pengalaman kita di halaman pertama sehingga begitu si perekrut melihat halaman pertama langsung si perekrut bisa menangkap dengan mudah kwalifikasi yg kita miliki secara menyeluruh.
 
4.     CV tidak menyebutkan nama proyek atau aktifitas kerja dengan fokus yg sesuai dengan industri yg dilamar. Misalnya hanya disebutkan nama proyek seperti DURI Area 11, pihak perekrut di luar negeri tentu tidak tahu itu proyek apa, apakah oil & gas, apa power plant, petrokimia, onshore atau offshore, atau jangan2 hanya proyek bikin gudang beras bulog, sehingga bisa mengurangi ketepatan kwalifikasi yg dibutuhkan. Sebagai contoh apabila si perekrut mencari orang yg experience untuk proyek2 onshore, maka begitu dia menemukan di CV ada menyebutkan kata2 onshore maka terlintaslah di benaknya bahwa orang inilah yg dicari.
 
5.     Lama pengalaman kerja tidak bisa di perkirakan dengan tepat oleh si perekrut karena CV hanya menyebutkan misalnya “2001 until 2002 working in Pt.Antah Berantah”, disini pihak perekrut tidak bisa mendapatkan informasi yg tepat kira2 berapa lamakah si polan bekerja di perusahaan tsb, bisa jadi 1 tahun, tapi bisa jadi kan cuma 1 bulan, kalau misalnya desember 2001 sampai januari 2002 kan cuma 1 bulan.
 
6.      Si pembuat CV tidak menyebutkan jenis industri di perusahaan tempatnya bekerja, misalnya cuma menyebutkan “ Pt. Antah Berantah”, si perekrut tidak mendapatkan informasi sebenarnya si pelamar ini bekerja di mana, di perusahaan trading kah, manufacturing kah, konsultan kah, atau jangan2 cuma nama pabrik tahu.
 
7.      Si pembuat CV tidak menyebutkan kapan dia tamat kuliah, tiba2 udah langsung kerja aja, sehingga si perekrut tidak bisa memperkirakan lamanya experience yg nyata sebagai engineer misalnya. Bisa jadi si pelamar sudah bekerja sejak dia SMA.
 
8.      Pelamar tidak menyebutkan alamat universitas negaranya, misalnya cuma menyebutkan nama “graduated from Mercu Buana University in Medan”, pihak perekrut diluar negeri bisa dibuat  repot dimanakah medan itu, dan terpaksa buka2 peta, kalau Jakarta sih banyak yg tahu karena ibukota negara dan langsung pihak perekrut tahu (oh I see from Indonesia that’s good). Mungkin ada teman yg penasaran, “ngapain sich si perekrut usil amat mau tahu aja urusan orang, gua mau kuliah di medan kek, di Jakarta kek kan dia gak perlu tahu”. He..he..si perekrut pengen tahu juga dong asal usul si pelamar siapa tahu ada orang yg bisa ditanyakan untuk referensi.
 
9.      CV tidak menyebutkan dengan detail jurusan kuliah yg diambil, misalnya cuma menyebutkan “electrical engineering”, electrical kan luas, bisa electronic, bisa instrument & control, bisa computer, bisa telecommunication, bisa power, dll, sehingga pihak perekrut tidak mendapatkan gambaran yg pasti. (repot memang jadi perekrut kalau dibikin pusing dengan hal2 sepele seperti ini, dari pada pusing mendingan ini CV dibuang saja, kan masih banyak CV yg lainnya.
 
10.Ukuran soft copy dari CV cukup besar sehingga orang susah mendownloadnya, akhirnya si perekrut batal mendownloadnya dan kemudian di delete. Idealnya ukuran CV tidak melebihi 200 kB. Umumnya ukuran CV menjadi besar karena ukuran attachment foto, jadi sebaiknya ukuran attachment foto diperkecil dahulu dengan mengkompress dalam bentuk file JPEG misalnya dan setelah cukup kecil baru di attach di CV. Umumnya pihak perekrut lebih menyukai CV dalam file WORD. Jadi sangat dianjurkan mengirim CV dalam file WORD ketimbang PDF.
 
11.CV tidak mencantumkan nationality, misalnya seseorang namanya “Suparman” dia lupa bahwa CV nya dikirim ke luar negeri tetapi pihak perekrut di luar negeri tidak tahu apa kewarganegaraan “Suparman”, kalau dilihat dari namanya seperti nama Amerika tetapi begitu dilihat alamatnya “Brebes” koq gak ada di peta Amerika. Daripada membingungkan maka si perekrut memutuskan CV nya “Suparman” dibuang aja ke tong sampah.
 
12. Alamat ditulis tidak lengkap, tidak ditulis nama negaranya, misalnya “Desa Urip Rt.02 Rw.04 No.24 Kec.Brebes. Si perekrut yg di luar negeri bertanya2 di negara manakah letaknya brebes?
 
13. Alamat email tidak dicantumkan di CV (nah ini yg paling parah) dan banyak CV dari teman2 Indonesia yg saya jumpai tanpa mencantumkan alamat email. Alamak bikin repot saja ini orang2 Indonesia. Mungkin ada teman yg berpendapat, “CV nya kan dikirim melalui alamat email saya, seharusnya pihak perekrut tahu dong email saya”, belum tentu!. Pihak perekrut akan mendelete email yg diterima setelah CV diprint. Bisa jadi kasusnya yg ngeprint adalah si sekretaris atau operator komputer dan kemudian diserahkan ke personalia. Sesampainya di personalia karena si pelamar tidak bisa dihubungi maka CV akan dibuat kertas orek2 atau untuk lapisan gelas kopi yg panas. “Kan di CV dicantumin nomor telpon kenapa gak ditelpon aja begok amat sich personalianya”, he..he.. gak bisa begitu teman, ngapain capek2 nelpon yg belum tentu bisa segera tersambung, kalaupun tersambung belum tentu suaranya jelas, belum lagi masalah biaya pulsa, dan perbedaan waktu misalnya kalau di Indonesia siang maka di negara lain bisa jadi malam. Ngapain juga si personalia bela-belain begadang cuma mau nelpon kita. Oleh karena itulah sangat dianjurkan untuk mencantumkan alamat email (sangat dianjurkan menggunakan email pribadi seperti yahoo atau gmail, dll karena berlaku abadi). Atau bisa dicantumin kedua2 nya email pribadi dan email kantor. Selain itu CV yg mencantumkan alamat email akan dengan mudah diforward oleh teman kita yg lainnya. Ini yg terjadi dengan saya dimana CV saya bergerak liar diforward oleh siapa saja sehingga banyak tawaran kerja yg saya terima lewat email.
 
14. Nomor telpon tidak dicantumkan secara lengkap. Misalnya dicantumkan seperti ini: 021-7504253 atau 081267834624. Pihak perekrut diluar negeri sekali lagi dibikin kesal, udah gak nyantumin alamat email eh nomor telponnya gak jelas, ditelpon gak nyambung2. Gimana mau nyambung nomornya gak lengkap, memang orang seluruh dunia hapal dengan nomor kode tiap Negara. Oleh karena itulah cantumin yg jelas seperti berikut ini: +62 21 7504253 dan +62 81267834624 (note: nomor ini cuma rekaan buat contoh bukan nomor telpon yg saya ketahui jadi jangan ditelpon ke nomor ini).
 
15. Kalau sekali lagi bikin kesel dan ngerepotin pihak perekrut dengan informasi yg tidak jelas, maka si perekrut akan bilang “Cape Dech” “emang gue pikirin” (maka CV pun melayang ke tong sampah).
 
 
Lagos, 27 Oktober 2007
Penulis: Berlian Syako
 
Catatan tambahan.
 
Tips untuk fresh graduate:
 
Kalau anda memiliki nilai IP yg tinggi 3 keatas, sebaiknya cantumkan di CV untuk nilai tambah, tetapi kalau IP nya cuma 2 koma sebaiknya tidak usah dicantumkan dan sebagai penggantinya cantumkan nilai tambah dari sisi lain misalnya kegiatan organisasi, training, seminar, dll. Saya sendiri tidak memiliki IP yg tinggi sehingga tidak pernah saya cantumin di CV.
 
Secara psikologi orang akan mendapat kesan kalau si pelamar memiliki IP tinggi pastilah orangnya pintar. IP tinggi juga sering dijadikan saringan untuk penentuan seleksi awal CV. Ini bisa dimaklumi karena pihak perekrut seperti yg saya katakan sebelumnya adalah juga manusia yg tentunya ingin bekerja praktis dan cepat, salah satu cara cepat adalah dengan melakukan saringan nilai IP sehingga gak perlu repot2 mensortir CV satu persatu yg jumlahnya ratusan yg bisa membuat kesal dan stress.
 
Singkatnya cantumkan saja hal2 yg menarik di CV, hal2 yg mendatangkan image kurang menguntungkan seperti IP rendah tidak perlu dicantumkan, usahakan selalu memberikan informasi di CV dengan kesan psikologi positip kepada pihak perekrut.
 

Win your CV to win competition